Saat para ummahat dari Bani Sa’ad berdatangan ke kota Mekkah untuk mencari bayi susuan, hanya 1 wanita yang belum mendapatkan bayi untuk disusui. Saat menemukan Ibunda Nabi SAW yang mulia, hatinya teramat bahagia. Namun, dibalik kebahagiaan yang menyelimutinya ada perasaan khawatir yang mendera. Bagaimana tidak, perjalanannya dari Bani Sa’ad ke Mekkah yang menempuh perjalanan kurang lebih 160 km, yang ditempuh dengan cara berjalan kaki telah menghabiskan persediaan perbekalannnya, bahkan air susunya pun kering. Unta yang dia tunggangi pun terlihat letih dan tidak menyisakkan air susu.
Tersebutlah Sayyidah Halimah Sa’diyah,
sosok wanita miskin dari Bani Sa’ad yang tertarik memberikan pengasuhan dan air
susu untuk Nabi Muhammad SAW. Walaupun, pada saat itu, keadaan ekonomi Ibunda
Nabi Muhammad Sayyidah Aminah sedang dalam kesulitan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Ibunda Nabi Muhammad Sayyidah Aminah dan Kakeknya Abdul
Muthallib, dirangkullah nabi Muhammad ke pangkuan Sayyidah Halimah. Atas Izin
Allah SWT, air susu payudaranya mendadak mengalir deras. Sayyidah Halimah
terkejut, karena beliau teramat yakin bahwa air susunya sudah sangat kering
sebelum Nabi Muhammad berada dipangkuannya. Air matanya berlinang, bahwa yang
dipangkuannya bukanlah sosok manusia yang biasa. Bahkan menurut riwayat, atas
izin Allah pula Unta tunggangan Sayyidah Halimah menjadi segar dan air susunya
teramat banyak dan melimpah. Suami sayyidah Halimah teramat senang dan bahagia.
Mereka akan mengasuk sosok yang akan menjadi Panutan seluruh manusia di bumi.
Tercatat dalam sejarah, bahwa Nabi
Muhammad tinggal bersama Sayyidah Halimah di sebuah pedesaan di daerah sa’ad.
Beliau tinggal bersamanya hingga berumur 5 tahun. Yang menjadi pertanyaan
adalah, mengapa pertumbuhan masa Emas Nabi Muhammad dihabiskan di daerah
pedesaan ?. Dalam budaya Arab, pedesaan
adalah madrasah paling baik untuk mendidik anak. Pedesaan adalah gedung pra
sekolah anak-anak Arab. Karena disitulah anak-anak ditempa bahasa yang halus
dan sopan, disitulah diajarkan adab dan kesopanan serta cara berbicara yang
baik. Nabi belajar cara menggembala kambing, bersosialisasi dan bertutur kata
yang baik.
0 Comments