Berharap dapat menempuh jalan berliku, bukit terjal, sungai deras bersama
para siswa baru wanadri. Harapan itu kini hanya kenangan, hanya sebuah mimpi
yang tidak dapat aku lihat dan rasakan kegansannya dan tantangannya. Aku gagal,
aku tidak lulus PDW 2012. Mengapa? Aku merasa latihan fisiku sudah sangat
optimal, menjalani tes psikologi dengan baik, dan tes kesehatan sesuai dengan
apa yang diharapakan para penguji. Sebenarnya ada kekesalan dan kekecewaan yang
masih menggelayut di fikiran serta batin. Menjadi siswa wanadri bukan lagi
sebagai satu impian, tapi merupakan sebuah cita-cita.
Aku merasa diriku bebas dan melayang terbang bersama burung diatas awan. Aku
merasa diriku berada bersama mereka, memiliki satu kehidupan bebas yang
terlepas dari kungkungan zaman yang mengikatku pada ketamakan dan kejumudan. Aku
ingin hidup bersama rindangnya dedaunan, berama pohon lebat yang memberikan
sejuta manfaat untuk manusia. Kini asa itu hilang, asa itu menguirai bersama
waktu-waktu yang aku idamkan selama ini.
Aku merasa sangat gagal, sangat. Tapi nampaknya disinilah aku bertolak,
di titik nol ini aku tetap hidup bersama ilalang, menggerus cuaca ekstrem,
menerjang badai topan, melewati bukit terjal. Aku akan tetap bersama mereka. Aku
akan tetap mencintai mereka walaupun tertanggal 1 juni 2012 aku dinyatakan
gagal/tidak lulus seleksi PDW 2012. Aku hanya ingin membuktikan pada dunia
bahwa aku mampu menjadi seorang yang lebih baik walapun aku gagal di seleksi
wanadri.
Akan kupelajari dengan baik seluruh ilmu pengetahuan tentang alam. Akan kusingkap
apa yang selama ini belum aku ketahui. Jalanan aspal panas aku kulewati,
melakukan satu perjalanan panjang Bogor-sumedang sejauh 238 Km. Hari-hari akan
aku lewati dengan berjalan kaki, menyusuri jalanan kota yang ganas, terik dan
berbahaya. Itu tekadku.
0 Comments