Harga Minyak Merangkak, APBN 2013 Bengkak !



APBN 2013 membengkak, pemerintah kebingungan. Sejak wacana kenaikan BBM diumumkan ( per april 2013 ) pemerintah pun sibuk cari alternatif BBM bersubsidi. Kalau tidak salah 1 minggu yang lalu ( per 10 april 2013 ) pertamina dan pemerintah menggodok saru produk BBM yang digadang-gadang menjadi alternatif BBM bersubsidi. Kalw tak salah namanya RON 90. Menurut informasi, RON 90 merupakan bahan campuran antara pertamax dan premium. Untuk suksesi produk tersebut, Pertamina telah menyiapkan “ tong raksasa “ untuk RON 90. Banyak pihak yang menyangsikan keberhasilan program pemerntah tersebut. Pasalnya, RON 90 malah akan mendorong para pengguna pertamax beralih ke RON 90. Maka bisa dipastikan subsidi malah meledak.
Saya sering bertanya-tanya. Kenapa bangsa ini tidak pernah memiliki pemerintah yang firm. Masyarakat dibingungkan dengan wacana-wacana. Saya agak tendensi dengan pemerintah sekarang. Pemerintah kita takut mengambil kebijakan yang tak populer. Diskusi Metro pagi ini ( 17 april 2013 ), berjudul “ penyegeraan kenaikan BBM, jangan ditunda lagi”. Apakah penundaan kenaikan harga BBM merupakan kegetiran pemerintah akan dihujat oleh rakyat.
Beban APBN 2013 terlalu berat. Porsi subsidi BBM membengkak sejalan dengan bertambahnya kendaaraan bermotor. Per april saja, pemerintah harus merogoh duit sebanyak 500 miliar per hari untuk membayar subsidi premium. Padahal kita tau pemerintah harus menanggung beban harga premium sebesar +/- 4.500 per liter. Kajian mengenai kenaikan BBM menjadi anomali di Indonesia. Tak seperti Negara lain, harga BBM lebih rendah dari harga bawang merah, dari harga air. Selayaknya dengan penekanan harga BBM dapat menekan harga-harga kebutuhan pokok di Indonesia. Berarti tujuan pemerintah dengan menekan harga BBM untuk dapat memobilsir pertumbuhan ekonomi telah gagal. Faktanya, BBM “ murah” malah dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas. Regulasi yang tumpang tindih, punishment yang tidak firm malah mejadi ladang “ main-mainan “ para spekulan.
Ada 2 hal yang menjadi konsen saya disini saat beban BBM sunsidi membengkak. Pertama, naikkan pajak Negara. Kedua, kurangi APBN dari sektor lainnya. Pertama, pajak mana lagi yang mau dinaikkan. Beban masyarakat dengan PBB sudah sangat mencekik. Pengumutan ini malah akan menaikkan inflasi besar-besaran di berbagai daerah, sehingga kebijakan ini tak memungkinkan. Kedua, atur ulang porsi APBN sektor-sektor pembangunan bangsa, seperti pendidikan, kesehatan, pembagunan infrastruktur. Tega sekali pemerintah apabila APBN untk pendidikan dan kesehatan serta pembangunan infrastruktur sampai dikurangi. Kualitas pendidikan, kesehatan, serta jalan-jalan yang “kurang gizi” dikurangi lagi “uang jajannya”. Mau dibawa kemana lagi bangsa ini…
Bila melihat fakta diatas, maka tak ada waktu lagi bagi pemerintah untuk menunda menaikkan harga BBM. Jangan biarkan terlalu larut hingga beban menjadi meledak. Masa mau berhutang ke luar negeri untuk subsidi BBM. wacana kenaikan harga BBM bagi para pengguna kendaraan mobil pribadi sudah lama dibahas. Karena ternyata total mobil pribadi di Indonesia cukup fantastis. 2 kebijakan harga BBM khsus untuk warga menengah ke bawah dan menengah keatas tampaknya cukup bagus untuk diterapkan. Yang memiliki mobil pribadi asumsikan mereka sangat mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Selanjutnya pemerintah harus mengiringinya dengan perbaikan transportasi umum. Karena tidak menutup kemungkinan, dengan kenaikan tersebut akan terjadi lonjakan penumpang pada transportasi umum. Tapi kualitas TU kita cukup memprihatinkan, maka itulah yang menjadi daya dorong masyarakat untuk memiliki mobil pribadi. Bila transportasi kita memuaskan, sedikit kemungkinan masyarakat “jajan” mobil pribadi.

Load comments

0 Comments