Nyentrik, Pak Dis - Wahyu Heriyawan | Travel Blogger Pemula

Nyentrik, Pak Dis


Keterkejutan publik mengenai permasalahan BUMN sangatlah beralasan. Pasalnya, institusi pelat merah ini seringkali mengalami kerugian yang cukup besar. Bukan itu saja, banyak BUMN dhuafa yang linglung harus berbuat apa. Misalnya saja, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) itu adalah PT Energy Management Indonesia, PT Balai Pustaka, Perum Produksi Film Negara, PT Nindya Karya, PT Sarana Karya, PT Istaka Karya, PT Survei Udara Penas, dan PT Primissima yang bergerak di industri tekstil. Berdasarkan data Kementerian BUMN pada 2009, PT EMI tercatat menanggung rugi Rp3,03 miliar, Balai Pustaka Rp66,67 miliar, Perum PFN Rp1,29 miliar, dan Primissima Rp5,54 miliar. Pada 2010, Nindya Karya merugi Rp6,42 miliar dan Sarana Karya Rp3,49 miliar.
Kehadiran pak dis duduk di hot seat BUMN membawa angin segar direksi BUMN dan para investor baik domestik maupun asing. Pak dis bukanlah orang asing bagi kalangan pebisnis domestik maupun asing. Mantan Dirut PLN yang penulis kagumi ini merupakan pebisnis “nakal” memiliki banyak perusahaan, mulai dari pabrik kertas, percetakan, importir mesin-mesin berat dan lain sebagainya. Dengan gaya korporasinya yang unik, Dahlan iskan mampu menggiring Jawa Pos menjadi media terlaris jawa timur bahkan tahun 2011 ini, Jawa Pos mencatatkan dirinya sebagai koran terbaik versi World Association of Newspaper and News Publisher (WAN-IFRA).
Saya kira saya perlu mencatat beberapa gagasan “gila” pak dis setelah disumpah menjadi menteri BUMN jilid II ini, berikut catatannya:
1.      Membuat laporan tahunan BUMN yang dirilis dengan gaya jurnalis di media. Ini kutipan  beliau : "Saya usul agar bekerja sama dengan media massa. Undang redaksi media massa, diskusi, ceritakan secara umum. Nanti, biarkan media massa yang memilih dan meliput," katanya.
2.      Menghemat beban operasional BUMN. Nih penggalannya, Selain sesi sharing tersebut, agenda pertemuan tersebut juga akan membahas mengenai upaya mengubah belanja operasional (operation expenditure/opex) menjadi belanja modal (capital expenditure/capex).
3.      Gagasan heboh nan nyentrik. Nih kutipan dari media massa, Menteri BUMN Dahlan Iskan ingin membentuk BUMN pangan raksasa yang besarnya bisa 5 hingga 10 kali Bulog. BUMN pangan raksasa itu bisa dibuat dari merger beberapa BUMN yang terkait dengan pangan untuk kemudian 'dipompa' hingga menjadi besar.
4.      Satu lagi :Menteri BUMN Dahlan Iskan akan berkonsentrasi memikirkan dan mengerjakan hal yang bersifat strategis, menyusul pendelegasian 38 kewenangan kepada dewan komisaris dan dewan direksi BUMN.
5.      Satu lagi :Sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian BUMN di antaranya proyek jalan tol di Bali selatan,  Selanjutnya, proyek rel kereta bandara. Proyek ini awalnya akan dibangun dengan rute Manggarai-Pluit-Bandara dengan investasi Rp10,7 triliun,
6.      Satu lagi :Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan bakal memperbaiki kinerja hotel-hotel yang dimiliki perusahaan BUMN, yang sebagian besar berforma buruk.
7.      Satu lagi :Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan membuktikan janjinya untuk 'sidak' (inspeksi mendadak) ke kantor BUMN, tanpa harus memanggil direksi BUMN menghadap ke kantornya.

Jargon pak dis nih
KERJA, KERJA, KERJA!!!!

Load comments

0 Comments