Liberalisasi Ekonomi China


Saat ini, cina berkembang menjadi pusat ekonomi internasional dan menjadi lahan investasi penting. Krisis ekonomi Asia yang terjadi pada 1997 menyebabkan pertumbuhan tahunan dan investasi asing di Asia mengalami penurunan. Keadaan itu terjadi saat china giat menjalankan dasar-dasar ekonomi secara agresif. Namun, masalah itu berhasil diatasi dengan menetapkan dasar-dasar liberal dalam sistem ekonominya. Sekarang china menjadi lambing ekonomi liberal dengan berbagai daya tarik bagi para investor asing untuk menanamkan modal disana, reformasi yang radikal dan pendekatan ekonomi yang liberal serta terbuka menjadikan china sebagai jalur penting bagi dunia usaha dan perdagangan dunia.
Perkembangan positif dan drastic ini menarik modal asing dan teknologi canggih masuk ke negara ini secara terus menerus. Hal itu membuat beberapa kota di china mengalami pertumbuhan yang pesat, seperti shanghai yang menjadi pusat kegiatan ekonomi yang penting. Dengan jumlah penduduk lebih dari 15 juta orang, selain menyediakan pangsa pasar atau konsumen yang besar, shanghai juga menyediakan tenaga kerja yang berlimpah untuk sektor perindustrian. reformasi dan liberalisasi ekonomi yang dilakukan china mengatasi banyak masalah sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan. Namun, disamping itu ekonomi liberal juga menambah permasalahan sosial yang telah ada, yaitu masuknya budaya dan gaya hidup barat yang tidak sesuai.
Tampaknya china tidak berusaha membendung kegiatan pelacuran, penyelundupan, pencurian dan sebagainya. Semua itu merupakan dampak liberalisasi ekonomi yang tidak dapat yang tidak dapat dielakkan oleh negara mana pun. Kemajuan seringkali membawa dampak negatif. Setiap negara harus membayar biaya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dinikmatinya. Jika reformasi bermakna pembaruan untuk perubahan yang lebih baik, liberaliasi juga memberi kebebasan penuh untuk mencapai tujuan yang hendak diraih. China tidak menerapkan sepenuhnya konsep liberalisasi barat karena banyak terdapat hal yang bertentangan dengan prinsip dan falsafah yang dianut negara itu. 

Dalam konteks pemikiran barat, liberalisasi merupakan satu aliran pemikiran yang bertujuan meningkatkan kebebasan yang diberikan kepada individu. Hal itu jelas bertentangan dengan konsep hak pemilikan negara dan kebebasan terbatas yang diterapkan china. Liberalisasi yang tidak terkontrol akan member kebebasan yang tidak terbatas kepada semua individu danmenjadikan individu lebih penting daripada masyarakat. Kebebasan yang melampaui batas menyebabkan individu dan anggota masyarakat terlepas dari ikatan nilai moral dan agama. Dalam sistem sosial orang china, individu membentuk keluarga dan keluarga membentuk masyarakat. Dari masyarakat itu, terbentuklah negara. Namun, dalam paham liberalisme, masyarakat terwujud dalam indivudu, bukan sebaliknya. 

China menghadapi dilema karena asas ekonomi liberal yang diterapkannya menimbulkan beberapa dampak negative, misalnya meningkatnya pencurian, penggunaan obat-obatan, kekerasan dan masalah lingkungan yang serius, seperti pencemaran air dan sistem pembangunan sampah yang buruk. China juga mengalami masalah kepadatan penduduk melebihi batas di kota-kota besaryang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Urbanisasi penduduk untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup secara sosial dan ekonomi member dampak yang besar bagi produksi pertanian.
Meskipun china bergerak menjadi negara industry, sektor pertanian masih menjado faktor pertanian dalam pembangunan ekonomi negara tersebut. Dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai angka dua miliar menjelang 2010, china memerlukan persediaan makanan yang mencukupi untuk memenui kebutuhan penduduknya. Ketergantungan kepada negara luar akan menjadikan china kehilangan kendali dalam sistem ekonominya yang selama ini mandiri. Tujuan china melakukan asas liberalisasi ekonomi adalah melibatkan diri dan mengambil peran dalam percaturan ekonomi dunia.
Namun, sistem ekonomi liberal yang diterapkan tidak saja akan mengakibatkan china kehilangan kendali dalam ekonomi dunia, tetapi juga membuat negara itu berada dibawah kendali dan naungan para investor yang menanam modal di negara tersebut. China memerlukan reformasi dalam bidang ekonomi dan politik. Begitu juga dengan sistem liberalisasi. Namun, hendaknya china tidak perlu berambisi dalam mendapatkan status negara maju sehingga mengesampingkan kepentingan domestiknya. Sistem liberalisasi dapat memajukan perekonomian china. Namun, hal itu perlu disertai pembaruan berkesinambungan, yaitu bidang internal disesuaikan dengan perubahan yang terjadi di bidang eksternal.
China juga memerlukan keterbukaan agar dapat memasuki bidang industry maju seperti,telekomunikasi, kosmetik, obat-obatan dan industry bioteknolog. Memang tidak dapat dimungkiri bahwa liberalisasi ekonomi member harapan baru kepada negara china untuk menjadi pesaing ekonomi pada tingkat yang lebih luas. Namun, hal itu tidak berarti china harus menjadi negara yang terlalu liberal hanya untuk mendapatkan status yang layak untuk dinobatkan sebagai negara maju, sejajar dengan negara-negara penguasa ekonomi lainnya. Menjadi negara liberal tidak ada salahnya, asalkan bukan liberal yang tidak terkendali. Liberalisasi ekonomi harus mengikuti keadaan sekitar dan disesuaikan dengan keadaan sosial masyarakat di Asia.

Load comments

0 Comments